Halaman

Minggu, 07 Juni 2009

Kehidupan yang Terintegrasi di Era Ubiquitous Network

Pada saat ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan didukung pertumbuhan jaringan global yang cepat, seperti Internet, sudah menjelma menjadi sistem bisnis dan pasar yang memaksa kita terlibat didalamnya. Kondisi ini memungkinkan masyarakat untuk mendapat informasi dengan sangat mudah dan melakukan sesuatu yang baru dengan cara-cara yang baru.

Kemajuan TIK terbukti meningkatkan kekayaan dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Revolusi TIK berarti akses masyarakat ke jaringan komunikasi tidak lagi dibatasi oleh jarak dan waktu. Masyarakat akan dapat mengakses informasi kapanpun dan dimanapun.
Dalam merealisasikan kondisi ini maka dibuatlah konsep ubiquitous network society yaitu suatu masyarakat yang dapat mengakses jaringan komunikasi dimana saja, kapan saja dengan siapa saja dan dengan apa saja.Istilah biquitous berasal dari bahasa latin yang berarti “ada muncul atau terjadi dimana-mana”.

Istilah ubiquitous sering digunakan pada bidang teknologi informasi setelah seorang peneliti dari Xerox PARC (Palo Alto Research Center) yang bernama Mark Weiser mengemukakan konsep “ubiquitous computing” pada th 1988. Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan pemakaian beratus-ratus device (alat) komputasi wireless per orang perkantor dalam semua skala. Kemudian komputer menjadi semakin embedded (tertanam dalam suatu alat), semakin pas dan enak, serta semakin natural. Sehingga kita menggunakannya tanpa memikirkannya dan tanpa menyadarinya. Tujuan utamanya adalah "activate the world", mengaktifkan segala yang ada di sekitar kita. Hal itu membutuhkan inovasi-inovasi baru dalam banyak bidang. Jika diteruskan, mungkin hampir semua equipment yang ada di dunia ini, maka orang dapat mengotomatisasi semuanya. Sehingga jadilah ubiquitous computing systems besar.

Konsep ubiquitous networks berbeda dengan ubiquitous computing, yang dipelajari sebelum
adanya difusi ke internet. Ubiquitous networks ditujukan pada kemampuan untuk dapat mengakses jaringan dimana saja dan kapan saja sedangkan ubiquitous computing ditujukan pada kemampuan menghitung dimana saja. Selain itu, ubiquitous networks bukanlah sesuatu
yang berdiri sendiri dalam lingkungan TI seperti pita lebar atau e-commerce. Ubiquitous networks merupakan suatu lingkungan TI yang menyediakan kombinasi jaringan terintegrasi, peralatan informasi, platform, isi, dan solusi.

Ubiquitous networks pada abad 21 akan mengubah dengan cepat paradigma TI dengan mentransformasi industri IT dengan bidang lainnya. Bidang-bindang seperti elektronika, mobil, pertunjukan, distribusi dan jasa akan berkembang lebih maju dalam operasinya dan akan menciptakan nilai tambah baru. Transformasi ini akan membuka peluang dan meningkatkan pertumbuhan baru untuk industri-industri tersebut.

Ubiquitous networks menawarkan banyak kelebihan, seperti :
1. Menyediakan jaringan akses pita lebar dengan kemampuan mobilitas.
2. Memungkinkan untuk dapat berkomunukasi tidak hanya dengan computer tetapi juga mampu
berhubungan dengan apapun, seperti : telepon bergerak, PDA, mesin game, sistem
navigasi kendaraan, TV digital, RFID yang menempel pada obyek, kemera dan sebagainya.
3. Memungkinkan penggunaan konten tidak hanya berupa data, teks dan gambar, tetapi juga
transmisi gambar animasi, suara dan video.

Dengan adanya ubiquitous networks yang memungkinkan akses jaringan dimana saja akan menciptakan peluang untuk membuat berbagai aplikasi dan layanan. Sejumlah layanan online akan mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja. Penggunaannya layanan e-banking, e-commerce, e-government, e-education dan lain-lain, akan meningkat dengan adanya ubiquitous networks.

Kamis, 30 April 2009

Outline KKP Jurusan TK

BAB I Pendahuluan
1.1. Umum
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Metode Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan

BAB II Landaasn Teori*
2.1. Pengertian Jaringan Komputer
2.1.1. Klasifikasi Jaringan Komputer
2.1.2. Topologi
2.2. Perangkat Keras Jaringan
2.2.1. Server dan Client
2.2.2. Kartu Jaringan
2.2.3. Media Transmisi
2.2.4. Concentrator (Hub/Switch)
2.2.5. Modem
2.3. Perangkat Lunak Jaringan
2.4. IP Address
2.5. Keamanan Jaringan

BAB III Analisa Jaringan
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.2. Skema Jaringan**
3.3. Spesifikasi Perangkat Keras
3.4. Spesifikasi Perangkat Lunak
3.5. Permasalahan Pokok

BAB IV Penutup
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

Keterangan :
* Landasan teori harus berasal dari referensi atau buku yang tercantum pada daftar pustaka.
** terdiri dari Blok Diagram dan Gambar Jaringan.

Selasa, 28 April 2009

Outline Pembuatan Alat Jurusan TK

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Metode Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Landasan Teori
3.1.1. Komponen Elektronika
3.1.2. Sensor*
3.1.3. Seven Segment**
3.1.3. Sistem Digital
3.1.4. Integrated Circuit
3.2. Analisa Alat
3.2.1. Tinjauan Umum
3.2.2. Skema Alat***
3.2.3. Cara Kerja Alat
3.2.4. Hasil Percobaan

BAB III PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

Ket.
* sesuai dengan alat input yang digunakan
** sesuai dengan alat output yang digunakan
*** terdiri dari blok diagram dan gambar rangkaian

Senin, 20 April 2009

Outline Pembuatan Program Jurusan TK

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Metode Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasae Program
2.2. ....(sesuaikan dengan program yang dibuat)

BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Landasan Teori
3.2. Pembahasan
3.2.1. Tinjauan Umum*
3.2.2. Spesifikasi Program
3.2.3. Flowchart
3.2.4. HIPO
3.2.5. Konfigurasi Komputer

BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

Keterangan :
* menjelaskan secara umum cara kerja program yang dibuat

Minggu, 19 April 2009

Outline Analisa Jaringan Jurusan TK

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Metode Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Landasan Teori
3.1.1. Pengertian Jaringan Komputer*
3.1.2. Perangkat Jaringan
3.1.3. IP Address**
3.2. Pembahasan
3.2.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.2.2. Skema Jaringan***
3.2.3. Spesifikasi Perangkat Keras
3.2.4. Spesifikasi Perangkat Lunak
3.2.5. Permasalahan Pokok
3.2.6. Pemecahan Masalah****

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran


Keterangan
* menjelaskan pengertian jaringan, klasifikasi, topologi.
** termasuk Subnetting, jika membahas MAN atau WAN.
*** berisi blok diagram dan gambar jaringan.
**** membuat skema jaringan usulan jika ada usulan penambahan perangkat keras,dan analisa biaya jika mengusulkan untuk menambah atau mengganti perangkat.

Senin, 16 Maret 2009

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access)

Salah satu teknologi terbaru yang berkembang sekarang ini adalah teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) dengan standar nirkabel IEEE. 802.16X-2004. WiMAX merupakan suatu platform yang digunakan pada Metropolitan Area Network (MAN) yang sebelumnya menggunakan fiber optic.
Teknologi yang menggunakan OFDM ini mamapu memberikan layanan data berkecepatan hingga 70 Mbps dalam radius 50 km. Radius yang cukup untuk menjadikan WiMAX sebagai jaringan telekomunikasi broadband menggantikan teknologi fixed-line. Jika dibandingkan dengan fixed-line biaya instalasi jaringan WiMAX jauh lebih murah. Dengan teknologi WiMAX, impian akan layanan informasi data yang murah dengan kecepatan tinggi akan segera terwujud murah meriah dengan kualitas yang jauh lebih baik.
WiMAX merupakan sebuah teknologi baru yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada di sektor broadband. Ketika telepon dan jaringan lokal mulai beranjak ke sistem nirkabel, akses broadband untuk bisnis atau perumahan masih cenderung mengandalkan kabel untuk penyaluran datanya. Jelas hal ini merugikan operator sekaligus konsumen yang ada di luar jangkauan kabel tersebut.

Berdasarkan standar IEEE 802.16-2004, istilah “broadband” mengacu kepada suatu koneksi yang memiliki bandwidth lebih besar dari 1 MHz dan kecepatan transfer data diatas 1,5 Mbit/s secara konsisten. Dari definisi diatas, maka dapat dideskripsikan bahwa Wireless Broadband Access (WBA) adalah suatu teknologi yang memungkinkan dilakukannya transfer data berkecepatan tinggi yang meliputi area yang luas. Umumnya, layanan WBA dispesifikasikan dapat mencakup radius 30 mil atau 50 km dengan kecepatan downlink lebih dari 100 Mbit/s.
Perbedaaan karakteristik dan pemanfaatan yang berbeda dari kedua standar wimax, IEEE 802.16-2004 dan IEEE 802.16e, bukan merupakan penghalang untuk menggabungkan kedua standar ini satu dengan lainnya, bahkan dengan adanya penggabungan tersebut diharapkan akan memberikan nilai ekonomis yang lebih karena kedua teknologi ini akan saling melengkapi satu sama lainnya untuk membangun suatu jaringan WAN yang tercover secara menyeluruh, sehingga pemanfaatannya hampir dipastikan menyerupai penggunaan telepon seluler yang tersedia kapanpun dan dimanapun.

Berikut ini adalah karakteristik dari protocol yang ada untuk teknologi Wimax,

a. IEEE 802.16a
Menggunakan frekuensi 2–11GHz, dapat digunakan untuk lingkungan Non Line of Sight. Standar ini difinalisasi pada Januari 2003. Terdapat 3 spesifikasi pada physical layer di dalam 802.16a, yaitu :
1. Wireless MAN-SC: menggunakan format modulasi single carrier.
2. Wireless MAN-OFDM : menggunakan orthogonal frequency division multiplexing (OFDM) dengan 256 point Fast Fourier Transform (FFT).
3. Wireless MAN-OFDMA : menggunakan orthogonal frequency division multiple access (OFDMA) dengan 2048 point FFT.

b. IEEE 802.16-2004
802.16-2004 merupakan standar yang berbasis 802.16 dan 802.16a dengan beberapa
perbaikan. 802.16-2004 diperuntukkan bagi layanan yang bersifat fixed maupun nomadic. Terdapat dua opsi dalam tranmisi pada 802.16d yaitu TDD (Time Division Duplex) maupun FDD (Frequency Division Duplex). Sistem ini menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan jumlah carrier 256 dan mendukung untuk kondisi lingkungan Line of Sight (LOS) and Non Line of Sight (NLOS). Standar ini akan beroperasi pada band frekuensi 3,5 GHz dan 5,8 GHz.

c. IEEE 802.16e
Standar WiMAX 802.16e mendukung untuk aplikasi portable dan mobile sehingga dikondisikan mampu hand-off dan roaming. Sistem ini menggunakan teknik Scalable Orthogonal Frequency Division Multiplexing Access (SOFDMA), teknik modulasi multi-carrier yang menggunakan subchannelisasi. Standar 802.16e juga bisa dimanfaatkan untuk mengcover pelanggan yang bersifat fixed (tetap). Kandidat terbesar pemanfaatan frekuensi 802.16e pada band frekuensi 2,3 GHz dan 2,5 GHz.

Secara umum, sistem WiMAX terdiri dari Base Station (BS), Subscriber Station (SS) dan server di belakang BS seperti Network Management System (NMS) serta koneksi ke jaringan. Konfigurasi WiMAX dibagi menjadi 3 bagian yaitu SS, BS dan transport site. Untuk SS terletak di lingkungan pelanggan (bisa fixed atau mobile/portable) sedangkan BS biasanya satu lokasi dengan jaringan operator (PSTN/Internet). Konfigurasi jaringan WiMAX dapat dilihat pada Gambar berikut :

1. Base Station (BS)
Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:
- NPU (networking processing unit card)
- AU (access unit card)up to 6 +1
- PIU (power interface unit) 1+1
- AVU (air ventilation unit)
- PSU (power supply unit) 3+1

2. Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.

3. Subscriber Station (SS)
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

Konsep Dasar Sistem Digital

Bagian 1
Pengenalan Konsep Analog dan Digital


Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada bidang sains, teknologi, bisnis dan lain sebagainya, kita selalu berurusan dengan kuantitas-kuantitas. Kuantitas-kuantitas ini diukur, dihitung, dicatat, dimonitor dan dimanipulasi secara aritmatika. Pada umumnya manusia menggunakan bilangan untuk merepresentasikan semua kuantitas tersebut.
Secara garis besar ada dua cara yang dapat digunakan dalam merepresentasikan bilangan dari suatu kuantitas, yaitu analog dan digital.

Representasi Analog.
Pada representasi analog, suatu kuantitas dinyatakan dengan kuantitas lain yang berbanding lurus dengan kuantitas pertama tersebut. Suatu contoh representasi analog adalah speedometer mobil, dimana defleksi jarum menyatakan besarnya kecepatan mobil dan jarum speedometer akan mengikuti setiap perubahan yang terjadi saat mobil berjalan dengan kecepatan yang naik atau turun.
Contoh lainnya adalah pada mikrofon audio, Pada alat ini tegangan output dihasilkan sebanding dengan amplitude felombang-gelombang suara yang menabrak mikrofon. Perubahan pada tegangan output akan selalu mengikuti perubahan frekuensi suara pada inputnya.
Contoh-contoh yang lainnya dapat anda tentukan dari sebuah kejadian yang sifatnya mengukur kwantitas. Ketika kita malakukan pengukuran terhadap sebuah kuantitas, misalnya suhu, kecepatan,tinggi badan dan lain sebagainya, hasil yang didapatkan biasanya tidak selalu bilangan bulat.
Kuantitas-kuantitas analog pada contoh diatas mempunyai karakteristik yang unik, yaitu dapat berubah secara bertingkat pada suatu rentang harga kontinyu.

Representasi Digital
Pada representasi digital suatu kuantitas tidak dinyatakan dengan kuantitas sebanding tetapi dengan simbol-simbol yang disebut digit. Misalnya pada jam digital, yang menunjukkan waktu dalam bentuk digit-digit decimal. Walau pada kenyataan waktu terus berganti, namun yang terbaca dalam jam digital tidak berubah secara kontinyu. Digit decimal pada jam digital akan berubah satu step demi step (permenit atau perdetik). Dengan kata lain, representasi digital dari waktu berubah dalam step-step diskrit. Untuh memudahkan, kuantitas digital didapat dari hasil menghitung, dimana ketika kita menghitung hasil yang didapat adalah bilangan bulat.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara kuantitas analog dengan kuantitas digital adalah bahwa kuntitas analog bersifat kontinyu sedangkan kuantitas digital bersifat diskrit.
Karena representasi digital mempunyai sifat yang diskrit maka pada saat membaca harga suatu kuantitas digital tidak ada penafsiran mendua, sedangkan harga dari kuantitas analog sering menimbulkan interpretasi yang berbeda.

Sistem Digital dan Sistem Analog.
Sebuah sistem digital adalah suatu kombinasi alat-alat (listrik, mekanis, fotolistrik dan lain sebagainya) yang disusun untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dimana kuantitas-kuantitasnya dinytakan secata digital. Sedangkan pada sistem analog, kuantitas-kuantitasnya dinyatakan sesuai dengan keberadaan fisiknya yang pada prinsipnya bersifat analog.
Banyak sistem-sistem praktis bersifat hybrid, berarti terdapat baik kuantitas analog maupun kuantitas digital dan terjadi konversi terus menerus antara dua kunatitas tersebut.
Sistem-sistem digital memberikan keuntungan berupa kecepatan dan kecermatan yang lebih bersar serta kemampuan memorinya. Selain itu sistem-sistem digital tidak mudah terpengaruh oleh perubahan karakter listrik komponen-komponen sistem, dan dapat digunakan pada rentang pemakaian yang lebih besar.
Didalam kenyataannya hampir semua kuantitas adalah bersifat analog, dimana kuantitas inilah yang sering diukur, dimonitor atau dikendalikan. Jadi apabila keuntungan-keuntungan dari sistem digital akan dimanfaatkan, jelas sekali bahwa terdapat banyak sekali sistem yang bersifat hybrid. Salah satu contoh adalah sistem pengendalian pada proses industri, dimana kuantitas analog seperti temperatur, tekanan, kecepatan aliran dan lain sebagainya di ukur dan dikendalikan.

Jumat, 13 Maret 2009

Ikhlas

Satu hal yang paling sulit untuk aku lakukan adalah : ikhlas.
Ikhlas atas semua ketentuan yang Allah berikan kepadaku.
Ikhlas adalah sikap yang bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak harus kaya, cantik, tampan, terdidik atau keturunan orang sholeh saja.
Aku juga (harusnya) bisa.
Tapi... rasanya berat sekali.
Semakin aku berusaha untuk ikhlas, semakin berat cobaan yang menguji.

Dinamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Dinamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah sebuah protokol yang digunakan pada jaringan komputer untuk menentukan alamat IP host secara random.

Protokol ini dibuat dengan tujuan agar tidak perlu lagi mengkonfigurasi alamat IP pada sebuah host yang terhubung ke jaringan.